Kamis, 03 Juni 2010

MTBS PONEK PONED

UPAYA PENINGKATAN FUNGSI PONED DAN PONEK DALAM RANGKA PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN ANGKA KEMATIAN BAYI

Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia yang menempati urutan atas di ASEAN mendapat prioritas utama dari pemerintah. Salah satu cara yang telah ditempuh adalah dengan program PONED dan PONEK yang di harapkan dapat nenurunkan derajat kesakitan dan meminimalkan jumlah kematian para ibu dan bayi di Indonesia.

A.PONED
PONED merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar. PONED dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang boleh memberikan PONED yaitu dokter, bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas beserta penanggung jawab terlatih. Dalam PONED bidan boleh memberikan :
1.Injeksi antibiotika
2.Injeksi uterotonika
3.Injeksi sedativa
4.Plasenta manual
5.Ekstraksi vacuum
Indikator kelangsungan dari PUSKESMAS PONED adalah :
1.Kebijakan tingkat PUSKESMAS
2.SOP (Sarana Obat Peralatan)
3.Kerjasama RS PONED
4.Dukungan Diskes
5.Kerjasama SpOG
6.Kerjasama bidan desa
7.Kerjasama Puskesmas Non PONED
8.Pembinaan AMP
9.Jarak Puskesmas PONED dengan RS
B.PONEK
PONEK merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus Essesnsial Komprehensif. Pelayanan ini dilakukan di rumah sakit yang mempunyai fasilitas yang memadai. Dalam PONED bidan boleh memberikan :
1.Injeksi antibiotika
2.Injeksi uterotonika
3.Injeksi sedativa
4.Plasenta manual
5.Ekstraksi vacuum
6.Tranfusi darah
7.Operasi SC
Kriteria Rumah Sakit PONED yaitu :
1.Ada rawat inap
2.Ada Puskesmas binaan – Rumah Sakit tipe C

PONEK dan PONED diadakan bertujuan untuk menghindari rujukan yang lebih dari 2 jam dan untuk memutuskan mata rantai rujukan itu sendiri.

Hambatan dan kendala dalam penyelenggaraan PONED dan PONEK yaitu :
1.Mutu SDM yang rendah
2.Sarana prasarana yang kurang
3.Ketrampilan yang kurang
4.Koordinasi antara Puskesmas PONED dan RS PONEK dengan Puskesmas Non PONED belum maksimal
5.Kebijakan yang kontradiktif (UU Praktek Kedokteran)
6.Pembinaan terhadap pelayanan emergensi neonatal belum memadai

.



MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) INDONESIA

Penilaian dan Klasifikasi anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun
Tanyakan apakah ini kunjungan pertama atau kunjungan ulangan untuk masalah tersebut.
Jika kunjungan ulang, gunakan petunjuk pada pelayanan tindak lanjut
Jika kunjungan pertama, lakukan penilaian pada anak sebagai berikut :

A.Memeriksa tanda-tanda bahaya umum
Tanyakan keluhan utama :
1.Apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas?
Klasifikasikan apakah batuk atau sukar bernafas
Nafas cepat apabila lebih dari 50 kali permenit pada umur 2-12 bulan dan lebih dari 40 kali permenit.
Klasifikasikan apakah pneumonia berat, pneumonia atau batuk biasa (bukan pneumonia).
2.Apakah anak menderita diare?
Jika ya, tanyakan, lihat dan raba.
Bila diare dengan dehidrasi, klasifikasikanlah apakah dehidrasi berat, dehidraasi ringan/sedang, atau tanpa dehidrasi.
Bila diare lebih dari 14 hari, klasifikasikan apakah diare persisten berat atau diare persisten saja.
Bila ada darah dalam tinja, yang berarti disentri, berilah antibiotik selama 5 hari dan anjurkan untuk kunjungan ulang setelah 2 hari.
3.Apakah anak demam ?
Pada anamnesis teraba panas atau suhu lebih dari 37,5 C.
a.Klasifikasikanlah demam, apakah resiko tinggi malaria, resiko rendah malaria atau tanpa resiko malaria.
Bila resiko tinggi malaria, klasifikasikan apakah penyakit berat dengan demam atau malaria.
Bila resiko rendah malaria, klasifikasikan apakah penyakit berat dengan demam, malaria atau demam mungkin bukan malaria.
Bila tanpa resiko malaria, klasifikasikan apakah penyakit berat dengan demam atau demam bukan malaria.
b.Jika anak sakit campak saat ini atau dalam 3 bulan terakhir, klasifikasikan apakah campak dengan komplikasi berat, campak dengan komplikasi pada mata dan mulut atau campak saja.
c.Klasifikasikanlah demam untuk demam berdarah dengue, apakah memang demam berdarah dengue (DBD), mungkin DBD atau demam mungkin bukan DBD.
4. Apakah anak mempunyai masalah telinga?
Jika ya, tanyakan:
Apakah telinganya sakit?
Apakah nanah keluar dari belakang telinga?
Jika ya, berapa lama?
Klasifikasikanlah masalah telinga, apakah mastoiditis (pembengkakan nyeri di belakang telinga), infeksi teling akut, infeksi telinga kronis atau tidak ada infeksi telinga.
B.Periksa status gizi dan anemia
C.Klasifikasikan status gizi, apakah gizi buruk dan/atau anemia berat, BGM (Bawah Garis Merah/berat badan menurut umur sangat rendah) dan/atau anemia atau tidak ada BGM dan tidak ada anemia.
D.Periksa status imunisasi anak.
E.Periksa pemberian vitamin A.
F.Menilai masalah/keluhan lain.






Pengobatan

Melakukan langkah-langkah pengobatan yang telah ditetapkan.
A.Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah.
1.Tentukan obat-obat dan dosis yang sesuai dengan umur dan berat badan anak.
2.Jelaskan kepada ibu alasan pemberian obat tersebut.
3.Peragakan cara mengukur /membuat satu dosis.
4.Perhatikan cara ibu menyiapkansendiri 1 dosis.
5.Mintalah ibu untuk memberikan dosis pertama pada anak.
6.Terangkan dengan jelas cara pemberian obat kemudian beri label dan bungkus obat.
7.Cek pemahaman ibu sebelum meninggalkan klinik.
B. Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah
1.Jelaskan pada ibu tentang pengobatan yang diberikan dan alasannya.
2.Urutkan langkah-langkah pengobatan sebagaimana tercantum dalam kotak berikut yang sesuai.
3.Amati cara ibu melakukan pengobatan ini di rumah.
4.Jelaskan berapa kali ia harus mengerjakannya di rumah.
5.Jika dibutuhkan untuk pengobatan di rumah, beri ibu salep tetrasiklin atau botol kecil berisi gentian violet.
6.Cek pemahaman ibu sebelum meninggalkan klinik.
C. Pemberian obat-obatan hanya di klinik.
1.Jelaskan pada ibu mengapa ini harus dilakukan.
2.Tentukan dosis yang sesuai dngan berat badan anak (atau umur).
3.Gunakan jarum dan spuit yang steril. Ukur dosis dengan tepat.
4.Berikan obat dengan cara suntikan intramuskular.
5.Jika anak tidak dapat dirujuk, ikuti petunjuk yang diberikan.



Mencegah agar gula darah tidak turun.
Jika anak masih bisa menetek, mintalah pada ibu untuk meneteki anaknya.
Jika anak tidak bisa menetek tetapi masih bisa menelan, beri perasan ASI atau susu pengganti. Jika keduanya tidak memungkinkan, beri air gula. Beri 30-50 ml susu atau air gula sebelum dirujuk.
Jika anak tidak bisa menelan, beri 50 ml susu atau air gula melalui pipa nasogatrik (kecuali pada Demam Berdarah Dengue). Jika tidak tersedia pipa nasogatrik, rujuk segera.

Pemberian cairan tambahan untuk diare dan melanjutkan pemberian makan.
A. Rencana terapi A : Penanganan Diare di rumah
Jelaskan pada ibu tentang 3 aturan perawatan di rumah.
Beri cairan tambahan, lanjutkan pemberian makan, kapan harus kembali.
B. Rencana terapi B : Penanganan Dehidrasi sedang/ringan dengan Oralit
Menetukan jumlah oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama.
UMUR
Sampai 4 bulan
4 – 12 bulan
12- 24 bulan
2 – 5 tahun
Berat badan
< 6 kg
6-<10kg
10- <12kg
12-19 kg
Dalam ml
200-400
400-700
700-900
900-1400
C. Rencana terapi C : Penanganan Dehidrasi Berat dengan cepat
Dapatkah saudara segera memberikan cairan intravena? Bila ya, segera beri cairan intravena secepatnya. Bila tidak, apakah ada fasilitas pemberian cairan intravena yang terdekat (dalam 30 menit)? Jika ya, rujuk segera dan jika tidak, apakah saudara telah dilatih menggunakan pipa nasogastrik untuk rehidrasi? Jika ya, mulailah melakukan rehidrasi oralit dengan pipa nasogatrik. Jika tidak, tanyakan apakah anak masih bisa minum? Bila tidak, rujuk segera untuk pengobatan IV/NGT.
D. Pemberian cairan pra rujukan untuk Demam Berdarah Dengue.
Jika ada tanda syok, atasi syok segera.
Jika tidak ada tanda syok, beri cairan tambahan sebanyak mungkin dalam perjalanan ke rumah sakit.
E. Pemberian imunisasi balita sakit sesuai kebutuhan.
F. Pemberian suplemen vitamin A sesuai kebutuhan.
G. Pemberian pelayanan tindak lanjut.
1. Pneumonia
Jika ada tanda bahaya umum atau tarikan dinding dada ke dalam beri 1 dosis antibiotik pilihan kedua atau suntuikan kloramfenikol. Selanjutnya RUJUK segera.
Jika frekuensi napas, demam atau nafsu makan anak tidak menunjukkan perbaikan, gantilah dengan antibiotik pilihan kedua dan anjurkan ibu untuk kembali dalam 2 hari (atau rujuk jika anak menderita campak dalm 3 bulan terakhir).
Jika napas melambat, demamnya menurun atau nafsu makannya membaik lanjutkan pemberian antibiotik hingga seluruhnya3 hari.
2. Diare persisten.
Sesudah 5 hari:
Jika diare belum berhenti, lakukan penilaian ulang, pengobatan tepat lalu rujuk.
Jika diare sudah berhenti, anjurkan pemberian makan yang sesuai dengan umur anak.
3. Disentri.
Sesudah 2 hari:
Jika anak mengalami dehidrasi, atasi dehidrasi.
Jika frekuensi banyak, jumlah darah dalam tinja atau nafsu makan tetap atau memburuk:
Gantilah dengan antibiotik oral pilihan kedua untuk Shigella berikan untuk 5 hari.
Jika berak berkurang, jumlah darah dalam tinjaberkurang dan nafsu makan membaik, lanjutkan pemberian antibiotik yang sama hingga selesai.
4.Malaria (daerah resiko tinggi/rendah malaria)
Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai penyakit berat dengan demam.
Jika ada penyebab lain dari demam selain malaria, beri pengobatan.
Jika malaria merupakan satu-satunya penyebab demam, periksa hasil sediaan darah yang sudah diambil sebelumnya.
Jika anak tetap demam selama 7 hari, rujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut.
5.Demam : mungkin bukan malaria (daerah resiko rendah malaria)
Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai penyakit berat dengan demam.
Jika ada penyebab lain dari demam selain malaria, beri pengobatan.
Jika malaria merupakan satu-satunya penyebab demam:
Ambil sediaan darah.
Beri obat antimalaria oral pilihan pertama tanpa menunggu hasil sediaan darah.
Nasehati ibu untuk kembali dalam 2 hari jika tetap demam.
Jika anak tetap demam selama 7 hari, rujuk.
6.Demam : bukan malaria (daerah tanpa resiko malaria dan tidak ada kunjungan ke daerah dengan resiko malaria).
Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai penyakit berat dengan demam.
Jika ada penyebab lain dari demam selain malaria, beri pengobatan.
Jika anak tetap demam selama 7 hari, rujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Jika tidak diketahui penyebab demam, anjurkan ibu untuk kembali lagi dalam 2 hari.

7.Campak dengan komplikasi pada mata atau mulut.
Sesudah 2 hari perhatikan apakah matanya merah dan ada nanah mengalir dari mata. Perhatikan apakah ada luka di mulutnya. Ciumlah bau mulutnya.
Mungkin demam berdarah dengue (DBD) dan demam: mungkin bukan demam berdarah dengue.
Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai penyakit berat dengan demam.
Jika ada penyebab lain dari demam selain DBD, beri pengobatan.
Jika ada tanda-tanda DBD, perlakukan sebagai DBD.
Jika anak tetap demam selama 7 hari, rujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut.
8.Infeksi telinga
Sesudah 5 hari :
Jika ada tanda pembengkakan yang nyeri di belakang telinga atau demam tinggi (38,5˚C atau lebih) rujuk segera.
9. Masalah pemberian makan.
Sesudah 5 hari lakukan penilaian ulang tentang cara pemberian makan dan tanyakan tentang masalah pemberian makan yang ditemukan saat kunjungan pertama.
10. Anemia.
Sesudah 4 minggu :
Beri zat besi untuk 4 minggu berikutnya. Nasihati ibu untuk kembali 4 minggu kemudian.
11. Berat badan menurut umur sangat rendah (BGM).
Sesudah 4 minggu :
Timbanglah anak dan tentukan apakah berat badan anak menurut umur masih sangat rendah. Lakukan penilaian ulang tentang cara pemberian makan.


Konseling Bagi Ibu

Makanan
Menilai cara pemberian makanan bagi anak.
Tanyakan tentang cara pemberian makan pada anak sehari-hari dan selama sakit. Bandingkan jawaban ibu dengan anjuran pemberian makan yang sesuai untuk umur anak.
Menasehati ibu tentang masalah pemberian makan.
Jika ibu mengeluh adanya kesulitan pemberian ASI, lakukan penilaian terhadap cara ibu meneteki.
Jika bayi berumur kurang dari 4 bulan dan mendapatkan makanan atau susu non-ASI :
Bangkitkan rasa percaya diri ibu bahwa ia dapat memproduksi ASI sesuai kebutuhan anaknya.
Anjurkan ibu untuk memberi ASI lebih sering, lebih lama, siang maupun malam dan secara bertahap mengurangi pemberian susu atau makanan lainnya.
Cairan.
Menasehati ibu untuk meningkatkan pemberian cairan selama anak sakit.
Kapan harus kembali.
Menasehati ibu kapan harus kembali ke petugas kesehatan.
Kunjungan ulang :
Nasehati ibu untuk datang kembali sesuai waktu yang paling awal untuk permasalahan anaknya.
Kunjungan berikutnya-untuk anak sehat :
Nasehati ibu kapan harus kembali untuk imunisasi dan vitamin A berikutnya sesuai jadwal yang ditetapkan.
Menasehati ibu tentang kesehatan dirinya.
Jika ibu sakit, berikan perawatan untuk ibu atau dirujuk.
Nasehati ibu agar makan dengan baik demi menjaga kekuatan dan kesehatan dirinya.
Penilaian, klasifikasi dan pengobatan bayi muda sakit umur 1 minggu sampai 2 bulan

Memeriksa kemungkinan infeksi bakteri.
Tanyakan apakah bayi kejang.
Tanyakan apakah bayi menderita diare.
Periksa apakah ada masalah pemberian minum atau berat badan rendah.
Pengobatan bayi muda dan konseling pada ibu.
Beri antibiotik oral yang sesuai.
Beri dosis pertama antibiotik intramuskular.
Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah.
Jelaskan cara memberikan pengobatan tersebut.
Amati cara ibu melakukan pertama kali di klinik.
Katakan ibu untuk mengobati 2 kali sehari. Ibu harus segera kembali jika infeksi bertambah buruk.
Mengajari ibu posisi meneteki dan cara bayi melekat waktu menetek secara benar.
Tunjukkan pada ibu cara memegang bayinya.
Tunjukkan pada ibu cara melekatkan bayinya.
Amati apakah cara bayi melekat sudah menghisap efektif. Jika belum, cobalah sekali lagi.
Menasehati ibu untuk melakukan perawatan di rumah pada bayinya.


Pemberian Pelayanan Tindak Lanjut Pada Bayi Sakit Umur < 2 Bulan

Infeksi bakteri lokal.
Jika nanah atau kemerahan bertambah parah,segera rujuk.
Jika nanah atau kemerahan membaik, katakan kepada ibu untuk menyelesaikan pemberian antibiotik selama 5 hari dan meneruskan pengobatan infeksi lokal di rumah.
Masalah pemberian minum.
Lakukan penilaian ulang tentang cara pemberian minum dan tanyakan tentang masalah pemberian minum yang ditemukan pada saat kunjungan pertama.
Berat badan rendah.
Jika berat badan bayi menurut umur masih sangat rendah, tetapi sudah mau minum dengan baik, pujilah ibu. Mintalah ibu untuk menimbang bayinya kembali dalam 1 bulan lagi.
Jika berat badan bayi menurut umur masih rendah dan tetap mempunyai masalah pemberian minum, nasehati ibu tentang masalah tersebut. Mintalah ibu untuk menimbang bayinya kembali dalam 14 hari lagi.
Luka atau bercak putih di mulut (thrush).
Jika thrush bertambah parah atau bayi mempunyai masalah dalam menetek, rujuk.
Jika thrush menetap atau membaik dan jika bayi mau menetek dengan baik, lanjutkan pemberian gentian violet 0,25% total sampai seluruhnya 5 hari.